RIGID RISER

Posted on | Monday, March 9, 2015 | Comments Off

Berikut adalah konfigurasi riser yang terdiri dari beberapa jenis :

  • Fixed (clamped) riser

Riser ini sudah dipasang bersama jacket struktur dengan menggunakan clamp. Riser konvensional ini banyak dijumpai di fixed dan compliant tower (CT) platform. 

  • J-Tube Riser (JTR)

Yang diinstal terlebih dahulu disini adalah oversize conduit. Risernya yang merupakan perpanjangan dari pipeline, akan dipasang didalam tube ini dengan ditarik dari atas. J-mempunyai radius bending yang lebih besar dari fixed riser. Riser ini dipasang pada fixed dan CT platform.

RISER

Comments Off


Secara material, hanya ada dua jenis riser: rigid dan flexible. Karakteristik dari kedua jenis material ini akan menentukan dalam pemilihan konfigurasi. Adapun karakeristik dari flexible adalah respons dinamik yang bagus (bisa lebih bebas bergerak), minimum bending radius (MBR) yang kecil, instalasi yang lebih mudah, koneksi di topside lebih sederhana, dan lebih tahan terhadap kelelahan metal (fatigue). Kekurangannya adalah harganya mahal, lebih dibatasi oleh kedalaman (collaps depth) dan ukuran (batasan ukuran tergantung dari kemampuan manufakturnya).
Adapun, karakteristik dari rigid pipe adalah biayanya murah (sekitar setengahnya harga flexible, ukuran pipa yang lebih besar, collaps depth yang lebih dalam dan lebih ringan di dalam air. Tetapi koneksi topside buat rigid kurang toleran sama gerakan.
Selain ditentukan oleh karakteristik umum materialnya, untuk menentukan konfigurasi riser mana yang cocok untuk dipakai, akan tergantung dari faktor-faktor ini:

FLOWLINE TERMINATION ASSEMBLY (FTA)

Comments Off



Ada beberapa jenis FTA (Flowline Termination Assembly) untuk menyambung pipeline dengan fasilitas lainnya, yaitu PLET, PLEM dan Riser Base. PLET (Pipeline End Termination, gambar kiri) adalah sebuah perangkat keras yang dipasang dikedua ujung pipeline dan dilengkapi dengan porch untuk sistem koneksi tertentu sehingga memungkinkan untuk dihubungkan dengan fasilitas subsea lainnya seperti manifold atau riser end termination (RET). Beberapa PLET ada yang dilengkapi dengan valve untuk mengisolasi aliran sewaktu-waktu diperlukan.
PLET di-anchor ke dasar laut bisa dengan gravity base atau struktur yang di-pile tapi mempunyai rail/sled untuk memungkinkan pipa berekspansi.
FTA yang mempunyai hub porch lebih dari satu sehingga bisa mengakomodasi beberapa sambungan disebut PLEM (Pipeline End Manifold, gambar kanan).
Riser Base (gambar tengah) adalah termination assembly untuk pipeline dan riser yang merupakan modul tersendiri. Riser base ini harus dipasang tersendiri sehingga butuh dua konektor untuk menghubungkan riser dan pipeline

PIPELINE INSTALATION

Posted on | Sunday, March 8, 2015 | Comments Off

Untuk memasang pipa di dasar laut ada 4 teknik yang umum dipakai seperti dijelaskan di bawah ini.

  1. Reel lay. 

    Semua pipa dilas di darat dan digulung sampai ukurannya komplit atau sudah mencapai maksimum kapasitas reel-nya. Tidak semua coating bisa dipakai seperti concrete dan beberapa coating yang kaku. Tebalnya pipa ditentukan oleh kebutuhan minimum untuk menghindari ovalisation dan diameter reel atau carousel. Pipa juga menjadi sangat sensitif terhadap perubahan properti. Bisa dipakai pada kedalaman 100 sampai 1000 meter. Kecepatan pasang sekitar 14 km per hari. Yang perlu diperhatikan dalam teknik reel lay adalah ovalisation, residual stress, Bauschinger effect dan fatigue
  2. Towing. 
    Ada 4 jenis tow berdasarkan posisi pipa terhadap dasar laut: bottom tow, off-bottom tow, controlled depth tow and surface tow. Selain bottom tow, diperlukan minimal dua buah kapal, satu di depan dan satu di belakang. Dalam controlled depth tow, kecepatan kapal harus disesuaikan dengan kedalaman pipa yang diinginkan pada saat towing. Dalam towing lay, semua fabrikasi dikerjakan di onshore termasuk pemasangan anode dan coating di sambungan. Menarik buat lapangan yang terletak tidak terlalu jauh dari pantai. Juga cocok untuk aplikasi PIP dan pipe bundle.








PIPELINE

Comments Off

Pipeline dimaksudkan disini adalah pipeline untuk tieback saja, yaitu dari manifold atau sumur ke stasiun penerima baik itu FPSO, fixed platform atau di onshore, jadi bukan pipeline untuk export. Pembedaan ini penting karena di beberapa tempat, kedua pipeline ini diatur oleh peraturan (code) yang berbeda.
Tergantung dari cara pembikinannya, ada beberapa jenis pipa seperti:
  • seamless (S)
  • high-frequency welded pipes (HFW)
  • submerged-arc welded longitudinal seam (SAWL)
  • submerged-arc welded helical seam (SAWH) atau spiral welded
Adapun jenis-jenis materialnya adalah sebagai berikut:

CONNECTION SYSTEM

Posted on | Wednesday, March 4, 2015 | Comments Off


 Untuk menghubungkan antar pipeline dan flowline/jumper dengan fasilitas lainnya di bawah air adalah dengan koneksi flange, collet, clamp dan dalam sekala yang lebih kecil mandrel. Pemasangannya bisa dilakukan oleh diver atau secara jarak jauh (remote) oleh ROV.
Ada perbedaan yang mendasar dengan aktifitas yang sama di atas air dalam hal penanganan (material handling), pemotongan, pengepasan, dsb. Selain kalau pemasangan dengan diver, kita perlu pendekatan yang berbeda.Dilihat dari orientasi porch, kita mengenal koneksi vertikal dan horisontal. Gambar di atas ini untuk memberikan ilustrasi dari kedua orientasi ini. Untuk memasang konektor, baik diver ataupun memakai ROV, ada tiga fasa yang biasanya memerlukan alat yang berbeda: penarikan pipa (pull-in), pengepasan (alignment) dan pengencangan (connection).

MANIFOLD

Comments Off



Manifold subsea merupakan interface antara pipeline atau riser, flowline/jumper dan sumur. Manifold mempunyai fungsi mengumpulkan hasil produksi dari masing-masing sumur untuk didistribusikan ke tempat selanjutnya. Manifold juga mendistribusikan chemical, kontrol fluida, suplay electrik dan hidrolik.

FLOWLINES AND JUMPER

Posted on | Tuesday, March 3, 2015 | Comments Off


Dalam tulisan ini, flowline dimaksudkan sebagai pipa, baik rigid atau flexible, yang menghubungkan sumur ke manifold, atau dari sumur ke sumur (dalam konfigurasi Daisy Chain).
Jumper adalah spool yang pendek sekali (juga bisa rigid atau fleksibel) sehinggga bisa dipasang dalam satu kali angkatan ke dasar laut. Jumper bisa dipakai untuk pengganti flowline atau untuk menyambungkan manifold ke PLET/PLEM.
Flowline mempunyai komposisi yang persis sama dengan jumper, yaitu spool dengan dua buah konektor di tiap sisinya.

SISTIM PRODUKSI SUBSEA

Comments Off


Beberapa kali disebutkan di atas mengenai nama-nama komponen dari fasilitas produksi subsea. Di bab berikut ini masing-masing fasilitas tersebut akan dijelaskan satu per satu mengenai jenis-jenis yang ada, fungsinya, kelebihan dan kekurangannya dan sebagainya.
Secara umum fasilitas subsea akan mengalirkan produksinya dari dalam tanah lewat sumur. Pada bagian atas sumur ini biasa dipasang tree untuk pengoperasian sumur tersebut. Dari beberapa sumur, aliran hasil produksi dikumpulkan jadi satu oleh manifold untuk dikirim ke tempat proses dan penyimpanan selanjutnya yang biasanya mengapung, berdiri di atas struktur tetap atau berada di darat. Untuk menghubungkan tree di sumur dengan manifold, kita butuh jumper atau flowline. Untuk tieback yang panjang, pipeline akan dibutuhkan untuk menghubungkan manifold dengan fasilitas penerima. Di kedua ujung pipeline ini, biasanya akan dipasang FTA (Flow Termination Assembly) atau PLET (Pipeline End Termination) untuk memungkinkan koneksi dengan riser atau jumper dari jarak jauh.

JENIS PROYEK SUBSEA

Posted on | Sunday, March 1, 2015 | Comments Off


Seperti halnya proses pruduksi pada lapangan produksi migas pada umumnya, dalam instalasi subsea produksi dari masing-masing sumur juga dikumpulkan dengan sistem manifold untuk dikirim ke stasiun pengumpul. Sesuai dengan kebutuhan, instalasi juga bisa dilengkapi dengan fasilitas test sumur, sumur injeksi, proses separasi, metering dan sebagainya.
Perbedaan yang paling mencolok dengan sistem topside misalnya, adalah sistem kontrolnya. Lapangan subsea secara umum dikontrol dan dimonitor dari stasiun pengumpul.
Seperti dikatakan sebelumnya bahwa pengembangan lapangan dengan teknologi subsea mempunyai fleksibilitas yang lebih besar daripada topside. Hal ini bisa dilihat dari bererapa macam stasiun pengumpul sebagai penerima produksi. Menghubungkan fasilitas subsea ke stasiun pengumpul biasa disebut tieback.
Tieback terpenting dari beberapa pengembangan subsea di seluruh dunia adalah ke FPSO (Floating Production, Storage and Offloading), ke fixed platform dan ke onshore.

ABOUT SUBSEA

Comments Off


Subsea adalah istilah yang digunakan untuk mengacu kepada peralatan, teknologi, dan metoda yang dipakai untuk mengexplorasi, mengebor, pengembangan dan operasi sebuah lapangan migas yang berada di bawah permukaan air. Bisa untuk daerah yang dangkal (shallow) atau laut dalam (deepwater).
Ada banyak alasan mengapa instalasi subsea yang dipilih untuk memproduksi miyak dan gas, antara lain:
  • Memungkinkan untuk mengeksploatasi ladang minyak yang marginal
  • Memungkinkan untuk memproduksi dari laut yang lebih dalam
  • kapasitasnya lebih fleksibel untuk dikembangkan secara bertahap atau menambah umur lapangan
  • Adanya pembatasan yang berhubungan dengan lingkungan hidup atau estetika

Search This Blog

Popular Posts