SISTIM PRODUKSI SUBSEA

Posted on | Tuesday, March 3, 2015 | Comments Off


Beberapa kali disebutkan di atas mengenai nama-nama komponen dari fasilitas produksi subsea. Di bab berikut ini masing-masing fasilitas tersebut akan dijelaskan satu per satu mengenai jenis-jenis yang ada, fungsinya, kelebihan dan kekurangannya dan sebagainya.
Secara umum fasilitas subsea akan mengalirkan produksinya dari dalam tanah lewat sumur. Pada bagian atas sumur ini biasa dipasang tree untuk pengoperasian sumur tersebut. Dari beberapa sumur, aliran hasil produksi dikumpulkan jadi satu oleh manifold untuk dikirim ke tempat proses dan penyimpanan selanjutnya yang biasanya mengapung, berdiri di atas struktur tetap atau berada di darat. Untuk menghubungkan tree di sumur dengan manifold, kita butuh jumper atau flowline. Untuk tieback yang panjang, pipeline akan dibutuhkan untuk menghubungkan manifold dengan fasilitas penerima. Di kedua ujung pipeline ini, biasanya akan dipasang FTA (Flow Termination Assembly) atau PLET (Pipeline End Termination) untuk memungkinkan koneksi dengan riser atau jumper dari jarak jauh.
  1. TREE

Fungsinya tree adalah untuk mengontrol aliran produksi dari sumur melalui beberapa valve dan choke, ke manifold atau tempat lain. Bila lapangan migas berada di lepas pantai, untuk memproduksinya kita mempunyai dua alternatif dalam menetukan lokasi tree ini: di dasar laut (wet tree) atau diatas air yaitu di fixed platform atau di atas fasilitas mengapung (dry tree). Ada banyak faktor dalam penentuan lokasi ini, tapi yang paling menentukan adalah karakter reservoirnya. Bilamana intervensi sumur akan banyak dibutuhkan, maka akan lebih ekonomis bila tree diletakkan di atas air. Fungsi tree ini tidak hanya untuk mengalirkan hasil produksi dari perut bumi, tapi juga untuk mengalirkan sesuatu kembali ke reservoir untuk berbagai keperluan, misalnya bila produksi gas tidak terlalu ekonomis untuk diproduksi dan kalau dibakar akan mengganggu lingkungan, maka biasanya gas tersebut akan diinjeksi kembali ke bumi lewat sumur gas injection. Atau bila kita ingin menjaga supaya tekanan reservoir tidak menurun dengan tajam, biasanya kita butuh injeksi air dengan tekanan tertentu. Atau mungkin kita semata-mata tidak ingin merusak lingkungan dengan membuang air sisa produksi ke laut lepas. Dalam hal ini kita akan butuh sumur water injection untuk mengirim air ke dalam reservoir.

2. KONFIGURASI SUMUR
Konfigurasi sumur adalah bentuk perangkaian sumur-sumur dalam satu drill centre atau lapangan subsea. Di bawah ini dijelaskan jenis-jenis konfigurasi tersebut.
  • SINGLE SATELLITE
Pada konfigurasi ini, masing-masing sumur dihubungkan langsung ke fasilitas penerima. Sangat cocok untuk lapangan kecil atau lapangan besar dengan jumlah sumur yang sedikit. Relaibilitasnya tinggi karena tidak ada fasilitas tambahan yang lain dari sumur sampai penerima. Walaupun sederhana, biaya kapital yang dibutuhkan cukup tinggi terutama kalau jarak tieback-nya panjang sekali. Konfigurasi ini tidak memungkinkan untuk pengembangan lapangan. Contoh dari konfigurasi ini adalah lapangan satelit King yang dihubungkan ke Marlin TLP
  • CLUSTER
Konfigurasi cluster sebenarnya dikembangkan untuk mengurangi resiko kejatuhan benda pada saat intervensi. Pada konfigurasi ini, sumur-sumur terletak disekeliling manifold yang dihubungkan dengan jumper/flowline dan flying leads untuk kontrol sistem. Sistem ini sangat cocok dengan intervensi jarak jauh dengan ROV. Kekurangan dari sistem ini adalah tingginya kapital untuk pengembangan proyek yang besar dengan jumlah sumur yang banyak. Biaya workover/intervension juga relatif lebih tinggi karena rig harus berpindah-pindah tempat. Pigging hanya bisa dilakukan sampai manifold saja.
  • TEMPLATE
Konfigurasi template merupakan teknologi yang pertama-tama dipakai dalam pengembangan subsea sejak diperkenankannya pengeboran beberapa sumur dari lokasi yang sama. Dalam sistem ini beberapa sumur dipasang dalam satu struktur dan manifold terintegrasi di dalamnya. Dengan sistem ini, jumper/flowline dan flying leads dari sumur ke manifold tidak diperlukan lagi. Sistem ini akan lebih ekonomis untuk pengembangan dengan jumlah sumur yang banyak dan pada saat workover/well intervension. Keuntungan lainnya, pipelinenya bisa dipig sampai sumur.
Kekurangannya, hanya cocok untuk reservoir yang kompak atau berpemeabilitas tinggi. Kapital yang dibutuhkan juga tinggi serta lebih rumitnya akses untuk ROV. Karena bentuknya yang besar, sistem ini juga lebih beresiko untuk kejatuhan benda pada saat intervensi. Juga semua sumur harus dimatikan dulu sementara ketika salah satu sumur sedang diintervensi

  • DAISY CHAIN
Dalam konfigurasi ini, flowline menghubungkan semua sumur dan tree-nya mempunyai kontrol aliran untuk dua flowline. Konfigurasi daisy chain mempunyai layout yang lebih fleksibel dan jumper/flowline yang memungkinkan untuk di-pig dan juga flowline-nya jadi mempunyai redundansi yaitu jika ada flowline yang butuh perbaikan atau pergantian, tidak ada sumur yang harus dimatikan. Konfigurasi ini juga mempunyai fleksibiltas yang tinggi untuk penambahan sumur. Juga, flowline yang disambungkan ke manifold jadi lebih sedikit sehingga manifold yang dibutuhkan menjadi lebih kompak.Kekurangannya, ukuran flowline-nya harus lebih besar karena harus mengakomodasi produksi dari banyak sumur. Juga, sistem menjadi lebih kompleks dibanding template atau cluster.






Comments

Comments are closed.

Search This Blog

Popular Posts